Arti Sukses menurut Islam
Sukses Itu Memperoleh Rahmat, Ridha dan Syurganya Allah
Hukum-hukum itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang siapa ta'at kepada Allah dan Rasulnya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar (QS 4:13).
Tujuan tertinggi orang-orang beriman adalah memperoleh karunia Allah yang berupa Syurga. Maka segala kegiatan hidupnya diarahkan untuk memperoleh syurga Allah.
20. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
21. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal,(QS. 9:20-21)
Itulah orang-orang yang mendapatkan KESUKSESAN yang sebenar-benarnya. Banyak orang tertipu oleh gebyarnya dunia hingga ia melupakan akhirat. Dilukiskan oleh Allah bahwa saking asyiknya dengan tujuan-tujuan dunia banyak orang meminta kepada Tuhannya hanya untuk dunia saja. Orang seperti ini tidak dapat bagian di akhirat nanti.
200. ................ Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
201. Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka"[127].
202. Mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.(QS.2:201).
Dengan demikian jelaslah sudah sekarang, bahwa sekalipun tujuan hakiki manusia adalah untuk kembali pada Tuhannya dengan kemenangan yang besar, mendapatkan rahmat, dan syurganya, bukan berarti lalu kemudian melupakan dunia. Justru kita diminta oleh allah untuk mengusahakan dan berdoa agar dunia kita indah adanya dan demikian pula akhirat kita.
Sukses Dulu Dunianya Baru Berharap Akhirat.
Apapun yang anda lakukan, sukseslah dulu ketika di duna, barulah berharap akhirat. Terserah, apakah anda menjadi guru ngaji, menjadi tukang becak, atau menjadi dosen, dokter, politisi, atau jadi apapun. Yang terpenting sukseslah dulu berjuang di dunia, baru berharap rahmat Allah. Bukannya hidup di dunia dengan bermalas-malasan lalu meminta belas kasihan dari Allah.
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.2:30).
Maka hendaknya kita mulai sadar akan tanggungjawab ini. Ambillah tanggungjawab, jadikan sebagai modal bagi kita untuk berharap rahmat Allah ketika kembali kepada-Nya di akhirat nanti. Karena itu, kita harus berjuang dengan segala potensi dan memacu prestasi selagi masih di dunia. Bukankah kita hanya bisa mengumpulkan pahala ketika masih di dunia. Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
"Addunyaa mazroatul aakhirah", dunia adalah ladang untuk mencapai akhirah. Jadi untuk mendapatkan akhirah kita harus sukses dulu dalam mencangkul ladang amal dunia.
Semua manusia mendapat amanah sesuai dengan kapasitasnya masing-masing, dan setiap orang akan diminta pertanggungjawabannya, seperti sabda Rasulullah:
"Kullukum roin, wa kullukum mas-ulun 'an roiyyati" , Setiap orang dari kalian adalah pemimpin dan setiap orang dari kalian akan ditanya berkaitan dengan yang dipimpin.
Untuk hidup di dunia kita harus berjuang dengan seluruh potensi, menjadi kelompok yang mengambil tanggung jawab bukan kelompok pelengkap, menjadi bagian yang mengambil kendali, bukan yang dikendalikan, menjadi penderma bukan peminta belas kasihan. Untuk menjadi pemenang bukannya pecundang.
Maka untuk mengembalikan kemuliaan orang-orang mukmin, tidak ada pilihan kecuali orang-orang mukmin harus kuat, karena Allah lebih menyukai orang mukmin yang kuat. Orang-orang mukmin harus SUKSES baik secara individu maupun kelompok. Jadilah orang sukses pada peran-peran penting di berbagai bidang: politik, ekonomi, sosial dan budaya, semua musti diwarnai dan dikendalikan dengan ghiroh Diinul Islam. bersambung